Unjuk aksi talenta muda Indonesia yang luput dari pantauan PSSI. Foto: Pras Prasetyo

50 Pemain Terpilih Liga Jakarta U17 Bakal Unjuk Gigi, 28 September di Pancoran, Maman Suryaman dan Tias Tano Taufik Bakal Beradu Taktik

Posted on

JAKAR TA – Lima puluh pemain terpilih dari Liga Jakarta U17 Piala Gubernur 2025 bakal unjuk kebolehan di Perang Jakarta Merah dan Jakarta Putih di Lapangan Sintetis Pancoran Soccer Field, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (28/9).

Liga Jakarta U17 Piala Gubernur 2025 sendiri digelar sejak 19 April dan hingga Rabu (24/9), 450-an pemain usia 16 dan 17 sudah melakoni total 2015 pertandingan.

Ini suatu pencapaian yang sebelumnya mungkin tak terbayangkan seorang wartawan senior Yosef Erwiyantoro dan kawan-kawan selaku penyelenggara, bisa melalui segala rintangan dengan baik.

Sesuai rencana, Liga Jakarta U17 baru akan berakhir pertengahan November.

Yosef Erwiyantoro (kiri) dan Yuswardi, mantan pemain legendari PSMS Medan.

Pada pertandingan-pertandingan yang digelar sering di tengah terik matahari, atau kadang di lapangan basah setelah diguyur hujan deras, dua mantan pemain legendaris Maman Suryaman dan Tias Tano Taufik nyaris tiap hari pertandingan berada di pinggir lapangan.

Mereka bukan menonton, tapi mengamati talenta-talenta terbaik dai 18 klub yang tampil. Ini sesuatu yang sama sekali tak bisa dilakukan PSSI yang hakikatnya berkewajiban penuh untuk mencari pemain terbaik yang bisa dimanfaatkan untuk timnas Indonesia. Padahal PSSI sudah berdiri sejak 1939.

Juga benar-benar tidak bisa dilakukan Asprov PSSI DKI Jakarta yang bahkan hanya bertopang dagu sembari belonjor padahal tim sepakbola DKI Jakarta mencatat reputasi buram. Setelah terakhir menjadi juara pada 1977, sepakbola DKI Jakarta tak lolos ke final dari PON ke PON.

Maman Suryaman (kiri) dan Tias Tano taufik amati pemain per pemain.

Bahkan, tercatat, tim sepakbola PON DKI Jakarta tidak lolos di PON 2012, juru kunci di PON 2016, dan di PON 2021 dan 2024 sama sekali tidak lolos.

Padahal, dari pengamatan Maman dan Tias Tano, terpilih sedikitnya 50 pemain yang dipandang memiliki skill lebih baik dibandingkan yang lain yang sebagiannya berasal dari Jakarta dan bisa dipersiapkan untuk PON 2028.

“Mereka murni pilihan Maman dan Tias, kami nggak ikut-ikut, bahkan berdebat pun tidak,” kata Yosef Erwiyantoro, CEO Liga Jakarta U17. “Maman dan Tias punya reputasi besar, sebagai juara SEA Games 1987 dan 1991.”

Nah, mereka inilah yang akan coba diadu pada Minggu (28/9).

Mestinya, Liga Jakarta U17 akan menggelar pertandingan regular pada Sabtu (27/9). Sayangnya, lapangan rumput 1 dan 2 sama sekali tidak bisa digunakan karena dipakai TNI AU untuk menggelar festival menjelang Perayaan Hari ABRI 5 Oktober. Kompetisi akan berlanjut pada Rabu (1/10).

Karena itu, penyelenggara Liga Jakarta U17 yang diketuai Azhari Nasution dan Sekretaris Taufik Jursal Effendi, memanfaatkan waktu luang untuk mementaskan laga yang diikuti oleh 50 pemain terbaik pilihan Maman dan Tias Tano.

“Kami bagi dua, tim Jakarta Merah dan Jakarta Putih,” beber Mbah Coco, panggilan Yosef Erwiyantoro yang, sebagai wartawan sepakbola, komentar-komentarnya banyak tidak disukai kalangan di PSSI, khususnya Asprov DKI Jakarta, yang sejauh ini sukses mempertahankan status quo mereka seak 2022.

“Masing-masing tim terdiri atas 25 pemain, Jakarta Merah akan diarsiteki Tias Tano, dan Jakarta Putih dikomandani Maman Suryaman.”

Mereka menyandang asa besar jadi pemain andalan Indonesia. Foto: Joko Dolok

Pentas akan dimulai pukul 08.00 WIB.

Menurut Mbah Coco, para pemain terbaik dari Liga Jakarta U17 masih akan berubah. Tidak ada yang permanen. Pemain yang penampilannya menurun nantinya akan digantikan dengan nama-nama baru yang punya daya juang tinggi untuk menjadi pemain profesional.

“Mereka, bisa dijadikan pilihan bagi klub-klub profesional, yang mempersiapkan kompetisi di EPA (Elite Pro Academy) U-18 dari 18 anggota BRI Liga Super Liga Indonesia,” tegas Erwiyantoro.

“Mereka juga bisa dijadikan bagian penting dari persiapakan tim Jakarta menuju PON ke-22 di NTT dan NTB. Mereka yang terbaik dari 50 pemain hasil pantauan Maman dan Tias, juga bisa digunakan oleh banyak klub di ajang turnamen dan kompetisi berjenjang.”

“Bahkan, sebagian pemain sudah dilirik banyak klub elit Indonesia, untuk direkrut sebagai pemain EPA. Artinya, kerja keras semua klub ikut kompetisi, ternyata sangat berguna buat perkembangan anak-anak untuk menjadi pemain profesional, syukur-syukur bisa menjadi bagian calon pemain nasional di kemudian hari,” tambah Taufik Jursal, Sekretaris Liga Jakarta U-17.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *