JAKARTA – Joko Dolok nampak lunglai meninggalkan lapangan rumput 2 Pancoran Soccer Field di pagi Sabtu (18/10). Datang sejak pukul 07.00-an, fotografer Liga Jakarta U17 Piala Gubernur 2025 ini siap mengabadikan momen-momen menarik dari pertandingan antara ISA Marzuki Bandriawan dan Tunas Betawi.
Namun, tunggu punya tunggu, ISA MB ternyata tak memperlihatkan batang hidungnya di lapangan, sementara Tunas Betawi sudah siap tempur. ISA MB dinyatakan kalah WO.
“Bagaimana mungkin klub yang dikelola Marzuki Bandriawan, mantan pemain nasional, tidak bisa mengatur anak buahnya,” ujar Yosef Erwiyantoro, CEO Liga Jakarta Piala Gubernur 2025 dengan nada datar namun memendam kekesalan.
Sangat beralasan jika Mbah Coco, sapaannya, merasa jengkel dengan mangkirnya sejumlah klub di Liga Jakarta U17 Piala Gubernur 2025.
Pasalnya, kompetisi panjang ini –April hingga November– digelar demi memberikan kawah candradimuka bagi pemain-pemain usia 16 dan 17 untuk merasakan atmosfer kompetisi sejak dini sekaligus mengasah skill, mental, dan sikap mereka sebagai calon pesepakbola profesional.
Kompetisi digelar tanpa dipungut biaya pendaftaran. Tak ada juga fee saat bertanding. Semuanya diawali dengan dana pribadi dan sponsor yang diperoleh seiring berjalannya kompetisi. Kabarnya, Erwiyantoro harus menggelontorkan dana hingga Rp11 hingga Rp14 juta setiap hari pertandingan.
Selain itu, Herty Purba juga dengan senang hati menayangkan pertandingan setiap Sabtu melalui saluran YouTube Liga Muda Indonesia. Untuk itu, Herty harus menggelontorkan dana antara Rp25 hingga Rp35 juta per 1 kali siaran. Dana itu dikeluarkan Herty sendiri untuk membantu suksesnya kompetisi.
Sayangnya, 18 klub yang mengawali kompetisi sejak 19 April 2025, tidak mampu menghargai jerih payah panitia.
Ironisnya, ISA Marzuki Bandriawan bukan satu-satunya klub yang memilih memberikan kemenangan WO kepada lawan.
SoccerED tercatat jadi klub yang paling menodai semangat Liga Jakarta U17. Tercatat mereka tak hadir ke lapangan sebanyak 6 kali dengan alasan tampil di Piala Soeratin.
Karena itu, SoccerED dipastikan takkan ditengok untuk diikutsertakan di Liaga Jakarta U17 tahun depan.
“Mereka sudah mencederai kompetisi, mengacaukan kerja panitia, tidak menghargai jerih payah penyelenggara,” kata Supriono, pelatih PSF Academy.
Klub pertama yang dicoret dari kepesertaan kompetisi adalah Batalyon FA karena selalu memberikan masalah kepada penyelenggara dengan segala ulah negatifnya di dalam dan di luar lapangan.
Klub kedua yang juga ditendang adalah Urakan FC dengan persoalan yang kurang lebih sama dengan Batalyon.
Klub lain yang hampir pasti takkan diikutkan dalam Liga Jakarta U17 tahun depan adalah Bekasi FC, Mutiara Gemilang, Putera Betawi, dan UMS.
Jadi, total 6 klub takkan lagi tampil di Liga Jakarta U17 di luar Urakan dan Batalyon yang sebelumnya memang sudah dicoret.
Kompetisi Liga Jakarta U17 tahun depan akan digelar dengan aturan main yang lebih ketat agar tak ada lagi celah bagi klub untuk tidak tampil di lapangan.***