JAKARTA, Kemenangan PSF FA atas Bintang Ragunan dengan skor 2-1 dalam lanjutan Kompetisi Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025 di Lapangan PSF Pancoran, Sabtu (18/10/2025), tak membuat pelatih Supriono puas.
Kesuksesan memperpanjang trend positif yang dicetak anak asuhnya justru berujung hukuman dan pembatalan bonus yang telah dijanjikan. Ini terjadi karena mereka gagal memenuhi target menang besar 5-0 yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pertandingan berlangsung dalam tempo cepat selama 2×35 menit. PSF yang tampil sebagai tuan rumah langsung menguasai jalannya laga dengan dominasi 66 persen penguasaan bola, melepaskan 32 tembakan dengan 14 di antaranya tepat sasaran. Namun, efektivitas penyelesaian akhir menjadi masalah utama, sehingga banyak peluang emas terbuang percuma.
Gol pertama PSF dicetak oleh Marcello pada menit ke-30 setelah menerima umpan silang matang dari sisi kanan. Hanya semenit berselang, Lutfi Murtadzo menggandakan keunggulan menjadi 2-0 lewat tendangan keras dari luar kotak penalti. Namun, bukannya semakin memperlebar jarak, PSF justru kehilangan fokus di babak kedua. Bintang Ragunan memperkecil ketertinggalan melalui Yansyah Fachrezi di menit ke-67, memanfaatkan kelengahan lini belakang PSF.
Meski unggul hingga peluit akhir, Supriono menunjukkan ekspresi kecewa. “Buat apa menguasai permainan sepanjang dua babak kalau hasilnya tidak maksimal. Peluang banyak, tapi finishing-nya lemah. Anak-anak masih terburu-buru mengambil keputusan di depan gawang,” tegasnya.
Ia juga menyoroti sikap mental pemainnya yang dinilai kurang dewasa menghadapi tim dengan pola bertahan rapat. “Mereka gampang menyerah ketika lawan bermain dengan enam pemain di area belakang (low block). Padahal sudah kami simulasi berbagai alternatif serangan: dari penetrasi individu, one-two, sampai umpan true pass. Hanya dua yang berhasil dari umpan silang luar kotak penalti,” ungkapnya.
Karena kegagalan mencapai target kemenangan 5-0, Supriono memutuskan untuk membatalkan bonus kemenangan yang sebelumnya dijanjikan kepada tim. “Anak-anak sudah janji mau menang besar. Tapi karena hasilnya tidak sesuai target, ya bonus dibatalkan. Mereka harus belajar bahwa kemenangan saja tidak cukup kalau tidak efisien,” tambahnya.
Dari sisi statistik, PSF unggul jauh atas Bintang Ragunan. Selain dominasi bola yang mencapai dua pertiga waktu permainan, mereka juga mencatat lebih banyak peluang (32 tembakan berbanding 3). PSF bahkan hanya melakukan 8 pelanggaran dibanding 4 yang dilakukan tim tamu.
Pelatih Bintang Ragunan, Tengku Chairul Wisal, mengakui kekalahan timnya, namun tetap mengapresiasi penampilan para pemainnya yang mampu memberikan perlawanan. “Kiper utama dan pengatur serangan absen membuat permainan jadi tidak maksimal dan rencana permainan sedikit terganggu. Tapi kami tetap senang karena bisa memberikan perlawanan kepada tim yang setiap hari latihan,” ujarnya.
Secara taktik, Tengku Chairul memerintahkan anak asuhnya bermain lebih sabar dengan menurunkan tempo permainan. “Kami sengaja menurunkan tempo untuk meredam ritme cepat PSF. Ini cukup berhasil di babak kedua,” tambahnya.
Meski kalah, Bintang Ragunan menunjukkan perkembangan positif dalam organisasi permainan dan disiplin bertahan sekaligus berhasil memaksa PSF bekerja keras sampai akhir laga. Meski begitu, kubu PSF tetap bisa tersenyum puas karena peringkat mereka naik satu tangga ke posisi 3 dengan total poin 56, menggantikan ABC Wirayudha yang harus turun satu tingkat ke posisi 4 dengan 55 poin usai bermain imbang 0-0 dengan Bintang Kranggan.