JAKARTA – Tim Batalyon FC mengundurkan diri dari Kompetisi Liga Jakarta U17 Piala Gubernur 2025 buntut dari sejumlah kejadian yang dianggap sangat merugikan mereka pada pertandingan melawan Mutiara Gemilang, Rabu (28/5).
Sejauh ini, penyelenggara belum memutuskan apakah akan memasukkan tim lain untuk menggantikan Batalyon FC atau tetap melanjutkan kompetisi dengan 17 tim.
Liga Jakarta digelar sejak 19 April 2025 dan akan berakhir Oktober 2025. Setiap tim akan bertanding 34 kali.
Berikut komentar dari 7 pelatih dan manajer tim peserta Liga Jakarta terkait mundurnya Batalyon FC yang sementara berada di posisi 15 klasemen dengan 1 kali menang, 1 kali seri, dan 5 kali kalah (poin 4).
Nuri Retno Kustantini, owner dan manajer Putera Betawi
Seharusnya tim Batalyon tidak perlu melakukan hal itu. Kembali lagi ke tujuan awal, tugas kita hanya mengantarkan anak-anak untuk mencapai cita-cita mereka. Jika di di lapangan terjadi hal-hal di luar kendali kita, mestinya bisa dibicarakan baik-baik.
Tapi, setiap orang punya sudut pandang berbeda. Mungkin mereka merasa mundur adalah cara terbaik untuk tim mereka. Mau gimana lagi?
Roffy Sinaryo, pelatih Batavia FC
Sangat disayangkan ya kalau sampai Batalyon mundur karena kompetisi ini cukup bagus sebagai wadah pembinaan dan menambah pengalaman, melatih anak-anak untuk merasakan atmosfer kompetisi. Salah satunya pressure dari pemain lawan atau dari keputusan wasit dan lain sabagainya sehingga anak-anak sudah kuat secara mental dalam proses yang mereka ikuti untuk mencapai tahapan ke fase berikutnya menuju pemain profesional.
Iif Afriandi, pelatih SoccerED
Sangat disayangkan jika Batalyon mundur. Tapi, saya tidak bisa memberikan banyak komentar karena itu keputusan internal manajemen klub masing-masing.
Sidik Pramono, Pelatih Mutiara Gemilang
Seandainya benar Batalyon mundur, itu sangat disayangkan. Ini kompetisi yang baik untuk anak didik kita di U17. Jarang sekali ada pertandingan reguler sebanyak 34 pertandingan per tim.
Soal kurang baiknya kepemimpinan wasit di lapangan, semua tim merasakannya, termasuk tim saya Mutiara Gemilang. Beberapa kali kami dirugikan oleh keputusan wasit. Terakhir, waktu lawan SocerrED, tim saya sudah unggul 2-1, eh tim saya kena hukuman penalti di sisa waktu 2 menit. Padahal tidak ada handball di kotak pinalti. Tapi, saya dan manajemen tim tetap berbesar hati untuk menerima keputusan wasit.
Saya rasa, coach dan manajemen tim Batalyon juga mestinya tetap mengedepankan pembinaan untuk anak didiknya dan berbesar hati menerima setiap keputusan wasit.
Ya, sebagai pimpinan, kita tetap ajukan komplain atau protes kepada panitia, biar mereka yang putuskan.
Aef Berlian, pelatih Bina Mutiara
Sangat disayangkan aja…Kompetisi ini sangat bagus sebagai ajang anak-anak muda bermain, tentunya dengan segala kelebihan dan kekurangannya… Sikap kita bisa membuat anak-anak jadi korban.
Harsono, manajer ISA MB
Sangat disayangkan jika Batalyon mengundurkan diri dari Kompetisi Liga Jakarta. Ini liga gratis, secara kepanitiaan mumpuni, secara sistem digitalnya juga bagus, ini adalah kesempatan anak-anak mengembangkan diri dan menunjukkan sabagai pemain yang berbakat dan profesional, syukur-syukur ada tim-tim besar yang melirik atau dari crew Timnas melirik.
Buat Batalyon sendiri, sikap mereka bisa bisa menghilangkan salah satu sistem marketing gratis pula untuk keberlanjutan SSB/Akademi mereka. Sangat di sayangkan….
Agung Nopitra, pelatih PSF FA
Iya sangat disayangkan Batalyon mundur, karena mereka punya pemain-pemain berkualitas bagus juga. Tapi ini sudah menjadi keputusan manajemen tim, pasti ada plus dan minusnya ikut event ini. Dan ini juga sebagai catatan untuk panitia dan penyelenggara, kenapa di match 7 ini ada tim yang mengundurkan diri. Pasti harus ada evaluasi secara berkala. Semoga ke depannya Batalyon sukses dan event ini semakin baik dan sehat.***