Jakarta Siap Gelar Liga Sepakbola U-15 dan Kompetisi Putri: Menjawab Kemandekan Pembinaan Usia Muda

Posted on

Di tengah kemandekan pembinaan usia muda di DKI Jakarta akibat tidak adanya kepengurusan definitif di Asprov PSSI selama tiga tahun terakhir, angin segar datang dari akar rumput. Inisiatif untuk menyelenggarakan kompetisi sepakbola U-15 dan kompetisi putri mulai disiapkan, menjawab keresahan banyak klub yang selama ini hanya menjadi penonton di tengah minimnya arah pembinaan yang jelas.

Taufik Jursal Efendi, salah satu penggerak utama kompetisi usia muda di Jakarta, menyampaikan bahwa permintaan untuk menghadirkan kompetisi U-15 semakin deras mengalir, terutama setelah kesuksesan Liga Jakarta U-17 yang telah memasuki pekan ke-14. “Ini adalah jenjang yang sangat penting. Kami tidak bisa berharap banyak jika tidak ada kompetisi berjenjang,” ujarnya.

Selain U-15, rencana yang tak kalah penting adalah menggelar kompetisi sepakbola putri, yang rencananya akan dimulai pada September 2025. Formatnya dibuat fleksibel dan efisien: bermain 7 lawan 7 di lapangan sintetis setiap akhir pekan, dengan target minimal diikuti oleh 14 klub. Kompetisi ini diproyeksikan menjadi platform pencarian bakat untuk Timnas Putri Indonesia, yang belakangan mulai mendapat perhatian dari PSSI pusat.

“Pembentukan timnas yang kuat hanya mungkin jika ada kompetisi. Maka, ajang ini bukan sekadar eksibisi, tapi batu loncatan bagi talenta muda perempuan Indonesia,” tegas Taufik.

Sementara itu, kompetisi U-15 juga mulai diformulasikan dengan cermat. Rencananya, U-15 akan berjalan selang-seling di tengah-tengah jadwal Liga Jakarta U-17, memanfaatkan waktu rehat kompetisi utama sebagai ruang untuk kelompok usia lebih muda. Konsep ini dinilai efektif karena tetap memberikan ruang kompetisi tanpa tumpang tindih dengan agenda besar seperti Piala Soeratin dari PSSI.

Dua rencana besar ini hadir sebagai pelengkap dari keberhasilan Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025 yang kini telah menjadi laboratorium pembinaan paling progresif di ibu kota. Berbeda dari turnamen-turnamen pendek yang selama ini lebih bersifat selebratif, Liga Jakarta U-17 hadir dengan sistem liga penuh dua putaran yang mengasah konsistensi dan profesionalisme pemain usia dini.

Tak hanya menghasilkan pemain berkualitas, Liga Jakarta U-17 juga telah memantik gairah pembinaan yang terstruktur. Maka, kehadiran U-15 dan kompetisi putri bukan sekadar tambahan, tapi pilar penting dalam membentuk ekosistem pembinaan usia muda yang utuh dan berkelanjutan.

“Kami optimis, karena inisiatif ini bukan bergantung pada birokrasi, melainkan digerakkan oleh semangat kolektif klub dan komunitas,” tambah Taufik. Ia berharap dukungan dari Pemprov DKI Jakarta, terutama dari Gubernur Pramono Anung, bisa memperkuat langkah besar ini menuju satu tujuan: meraih prestasi terbaik di PON 2028 NTT, dan melahirkan skuad timnas yang dibentuk dari sistem yang sehat dan berjenjang.

Jika semua berjalan sesuai rencana, maka Jakarta bukan hanya barometer sepakbola nasional secara simbolis, tetapi juga pusat lahirnya generasi emas sepakbola Indonesia yang baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *