Kapten Suryadi: Dari PSMS Junior hingga Jadi Wasit Senior Liga Jakarta U17

Posted on

Di balik peluit yang ditiup tegas di tengah panasnya lapangan sepak bola Liga Jakarta U17, berdiri sosok bersahaja yang penuh pengalaman: Kapten CBA Suryadi SE. Perwira Menengah aktif di jajaran TNI Angkatan Darat ini tidak hanya mengabdikan diri untuk negara, tapi juga untuk dunia sepak bola Indonesia—khususnya dalam pembinaan usia muda.

“Sejak sebelum jadi tentara, saya sudah pemain bola,” ujar pria asal Medan itu. Karier sepak bolanya bermula dari tim junior PSMS dan pernah ikut berlaga di Piala Suratin, sejajar dengan nama-nama beken seperti Abikusno dan Iwan Sunaria. “Saat itu, bisa masuk Suratin aja udah jadi kebanggaan.”

Ketertarikan Suryadi pada sepak bola tak luntur meski telah berseragam militer. Bahkan, sepak bola menjadi bagian penting dalam perjalanan militernya. “Tahun 1992 saya mulai bertugas dalam kompetisi internal Angkatan Darat. Lalu masuk ke kepengurusan PSSI, khususnya Askot Jakarta Timur sebagai Ketua Komisi Wasit,” tuturnya.

Perjalanan sebagai wasit dimulai pada tahun 2000. Sejak itu, ia rutin memimpin laga-laga besar, termasuk di Liga 1, Liga SL, hingga Liga Danil. Pengalaman panjang di lapangan membuatnya lebih piawai memahami dinamika pertandingan. “Kalau pernah main bola, kita lebih mudah mengerti peraturan dan cara berpikir pemain. Kita tahu karakter mereka—ada yang jahil, nakal, tapi juga banyak yang hebat,” ungkapnya.

Kini, di Liga Jakarta U17 Piala Gubernur 2025, Kapten Suryadi tak sekadar hadir sebagai pengadil lapangan, tapi juga mentor. Ia percaya pembinaan usia muda tak cukup hanya dengan pemain dan pelatih berkualitas, tapi juga wasit yang mumpuni. “Wasit senior perlu turun langsung mendampingi yang muda-muda. Mereka belum tentu langsung nyetel dengan atmosfer pertandingan.”

Selain aktif sebagai wasit, Suryadi juga mengelola SSB Rorotan United di Bekasi yang bernaung di bawah Askot Jakarta Utara. Meski demikian, ia tetap tercatat sebagai pengurus Askot Jakarta Timur hingga hari ini.

“Ini cara saya isi waktu luang. Bantu-bantu, sekalian olahraga, cari keringat,” katanya, tersenyum. Antara tugas negara dan panggilan jiwa sebagai pengabdi sepak bola, Kapten Suryadi menunjukkan bahwa dedikasi tak mengenal batas waktu ataupun medan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *