Panitia Penyelenggara Liga Jakarta U-17 EVALUASI MASALAH TEKNIS Dan NON-TEKNIS
Dalam workshop ketiga, panitia penyelenggara Liga Jakarta U-17, semakin tajam, dan banyak perdebatan, yang berlangsung di markas Kandang Ayam, khususnya masalah teknis, yaitu bagaimana caranya syarat-syarat yang akan dipakemkan di kompetisi nanti, tidak ada lagi yang menentang, atau memprotes.
Rio Ari Bowo, yang bertugas menyusun jadwal, sepertinya harus focus begadang tiap hari, untuk memastikan jadwal kompetisi Liga Jakarta U-17, semuanya bisa merasakan main pagi, siang dan malam, dalam 34 minggu, atau delapan (8) bulan.
Bocah “galak” ini, juga mencoba membuat jadwal, untuk 32 tim, jika harus dibagi dalam dua grup. Termasuk, didalamnya adalah selang-seling jika digelar Piala Liga Jakarta U-17, seusai kompetisi selesai. Intinya, Rio Ari Bowo, benar-benar sangat serus mencetak jadwal secara serius, bareng dengan Fatih Chabanto.
Sementara Ketua Penyelenggara, Azhari Nasution dan Sekjen Taufik Jursal, berdebat, soal surat-surat yang harusnya diterima PSSI, apakah sudah ada tanggapan dari pengurus PSSI.
“Intinya, kita hanya ingin audience pengurus PSSI, mau diterima atau tidak, Liga Jakarta U-17, harus jalan, karena semua database akan diserahkan ke PSSI secara gratis,” kata Azhari, secara tegas.
Dari duet maut, Matt Bento dan Joko Dolog, hanya bisa menunggu, kapan alat-alat bisa terbeli, sebagai pelaksana pra produksi, agar saat website sudah lepas landas, maka konten tulisan dan foto-foto, sudah bisa dicemplungi.
Akhir dari workshop, menu gorengan tape, pisang dan Asinan Ramawangun, menjadi penutup worksop, teknis dan non-teknis Liga Jakarta U-19.