JAKARTA, Sebanyak 50 pemain terbaik Liga Jakarta U-17 2025 menunjukkan bakat mereka dalam ajang showcase “Perang Bintang” yang digelar di Lapangan Sintetis Pancoran Soccer Field, Minggu (28/9/2025).
Dalam pertandingan yang dibagi menjadi tiga game ini, Tim Putih pimpinan pelatih Maman Suryaman tampil dominan dengan mengalahkan Tim Merah (pelatih Tyas Tono Taufik) secara agregat, termasuk kemenangan telak 3-0 di game penentu.
Pertandingan yang dirancang khusus untuk mengekspos bakat individu ini menggunakan format unik: Game 1 dan 2 menampilkan dua set pemain berbeda, sementara Game 3 mempertemukan pemain terbaik dari dua game sebelumnya. Hasilnya, Tim Putih meraih kemenangan di semua sesi: 4-1 (Game 1), 3-2 (Game 2), dan 3-0 (Game 3), semuanya melalui adu penalti setelah bermain imbang selama 30 menit waktu normal.
Dominasi Individu dan Tampilnya Bintang Masa Depan
Beberapa nama menonjol dengan mencetak gol di berbagai sesi. Dari Tim Putih, Krisna Biantoro (Gelandang Serang/Bina Mutiara) dan Muhammad Rama Fahmi (Sayap/Bina Mutiara) konsisten mencetak gol di lebih dari satu game. Nama lain seperti Ahmad Fuad Zakia (Striker/Bekasi FC) dan M. Arfan Fadil (Center Back/PSF FA) juga menunjukkan kualitas finishing mereka dari titik penalti.
Di kubu Tim Merah, meski kalah, sorotan tertuju pada kiper Ahmad Dinezad yang melakukan sejumlah penyelamatan crucial untuk mencegah skor yang lebih buruk. Pemain seperti Muhammad Ghias (Bek Kiri/PSF) juga tercatat mencetak gol di Game2,bersama M.RahdikaDolfasah.
Analisis Teknis: Keunggulan Individu Mengalahkan Kerja Sama Tim
Sebagai pertemuan pertama para pemain pilihan, aspek taktis tim memang belum terbentuk. Analisis pertandingan mencatat:
-
Dominasi Penguasaan Bola: Tim Putih secara mencolok menguasai 70% penguasaan bola, sementara Tim Merah hanya 30%.
-
Aksi Individu yang Dominan: Pola permainan didominasi oleh kemampuan individu. “Pemain lebih memaksimalkan kemampuan individu karena belum menjalani proses latihan bersama,” seperti terlihat dari aksi pemain Tim Putih yang meski brilian, cenderung egois.
-
Aliran Bola yang Tersendat: Kerjasama yang belum terbangun menyebabkan aliran bola lebih banyak berputar di lapangan tengah, terutama ketika menghadapi situasi buntu.
Terlepas dari hasil dan permainan yang ditunjukkan, ajang ini berhasil mencapai tujuannya sebagai wadah scouting, memamerkan potensi mentah dan bakat individu pemain terbaik liga. Meski kerja sama tim belum terbentuk, kualitas teknis, keberanian, dan mental mencetak gol para pemain seperti Biantoro, Fahmi, dan Fuad Zakia telah memberikan gambaran cerah masa depan sepak bola muda Jakarta. Apa yang mereka suguhkan bisa jadi catatan berharga bagi para pencari bakat dan pelatih dalam memetakan talenta masa depan.