Awal Muasal Lahirnya Liga Jakarta U-17 AZHARI, TAUFIK UBAN dan RIO SEBAGAI IKON-NYA
Rabu siang itu, mBah Coco mengundang temen-temen, yang tertarik ingin punya pekerjaan, yang khusus menggelar kompetisi. Bukan turnamen sepak bola. Taufik Jursal Effendi, Azhari Nasution dan Rio Ari Bowo, dengan nyaman dan santai, bisa leyeh-lehe di markas Kandang Ayam, Rawamangun.
Diselingi makanan Asinan khas Rawamangun, juga ada rujak, hadir juga kawan-kawan asli anak gorong-gorong, seperti Fatih Chabanto, Matt Bento, Ino Bramantoro, Joko Dolog, untuk sepakat ikut bergabung, menggelar Liga Jakarta U-19.
Dalam obrolan siang ke sore hingga ke malam hari, semakin tajam, dalam membedah referensi dari berbagai event, baik bentuknya turnamen mau pun kompetisi. Khususnya, untuk syarat-syarat yang paling penting, yaitu tidak mencuri umur, wajib hadir sepanjang 10 bulan, dan wajib harus ada ti talen scouting, agar mereka punya database.
Ada regulasi yang tidak tertulis, namun bisa dijadikan komitmen para punggawa kompetisi Liga Jakarta U-17. Bahwa, setiap tahun, alangkah baiknya setiap ketuanya berganti, dan setiap posisi juga bisa berganti posisi. Tujuannya, agar setiap panitia, memiliki literasi, wawasan dan pengalaman yang bagus, sebagai track record, masing-masing panitia, sebagai jam terbangnya.
Kekuatan dari panitia Liga Jakarta U-17, ada di posisi tiga orang. Yang pertama, adalah Azhari Nasutian, yang ditunjuk sebagai Ketua Penyelenggara Liga Jakarta U-17, musim 2025. Azhari dianggap sangat gesit dan telaten menemui para stakeholder di lembaga-lembaga sepak bola, seperti Ketua Umum PSSI, Sekjen PSSI, dan plt Ketua Asporv PSSI DKI Jakarta.
Sedangkan, Taufik Jurjas Effendi, dipilih sebagai Sekretaris panitia penyelenggara Liga Jakarta U-17, karena dianggap mampu membangun komunikasi klub-klub anggota Asprov PSSI DKI Jakarta. Dikenal, oleh semua kalangan sepak bola di Jakarta dan sekitarnya, sebagai tokoh Pembina sepak bola grass root.
Ada pun, menunjuk Rio Ari Bowo, menurut semua panitia Liga Jakarta U-17, dianggap sangat mumpuni aturan main, syarat-syarat peserta Liga Jakarta U-17, yang secara administrasi, dinilai paling ketat. Termasuk, memilik para wasit dan juga para penilai – talent scouting, agar pemain yang dipilih benar-benar, pemain yang bertalenta, berbakat dan pantas mendapat raport nilai terbaik di posisinya masing-masing.
Untuk masalah dokumentasi, Matt Bento dan Joko Dolog, dianggap sudah mumpuni mengelola isi konten portal. Sedangkan, urusan cuan, Fatih Chabanto, sepertinya tidak menolak ngurus “tetek bengek” urusan keuangan dan sponsorship.
Alkisah, Rabu malam itu, bubar di jalan, setelah makan malan di Rumah Padang Sederhana, Rawamangun dengan kenyang. Dan, kemudian sambil mendapat pekerjaan rumah masing-masing mengumpulkan bahan-bahan untuk rapat berikutnya. Yaitu, apa saja yang siap dilakukan, siapa saja yang siap ditemui. Dan, bagiaman, hasilnya. Ditunggu saja, kabar baiknya. Wassalam!