JAKARTA – M. Rana Saffi Pasi menjadi sorotan setelah dia melesakkan 4 gol ketika Bina Mutiara FC mengalahkan ISA Marzuki Bandriawan 7-0 di Liga Jakarta U17 Piala Gubernur 2025 di Pancoran Soccer Field, Minggu (11/5).
“Saya senang bisa cetak banyak gol. Semuanya karena kami main kompak, kerja sama tim bagus,” kata midfielder Bina Mutiara ini.
Rana, panggilannya, mulai belajar sepakbola ketika duduk di bangku SD kelas 3-4. Ia masuk SSB Tunas Baru di Rembung, Medan.
“Setelah itu saya pindah ke SSB di Kota Medan, SSB Patriot di usia 8-9 tahun,” cerita Rana.
Rana kemudian terbang ke Jakarta tahun 2020-2021. “Saya ingin jadi pemain sepakbola profesional,” tegas Rana, anak kelima keluarga Rasman Pasi yang mengaku sangat menyukai bulutangkis.
Sebelum resmi pindah ke Jakarta, Rana mengikuti ajang seleksi di klub Bina Mutiara. Baru setelah lulus ia pindah ke Jakarta dan masuk mess Bina Mutiara di mes RMD (Remaja Masa Depan).
Tentu saja dia berangkat sendirian demi mewujudkan cita-cita besarnya menjadi pemain profesional. Ayahnya, Kasman Pasi yang wiraswastawan, memberinya izin dia mengadu nasib di Ibu Kota.
“Saya ikut jejak dua kakak saya yang juga bermain sepakbola, namun kemudian berhenti karena dilarang ibu,” tambah pemain yang mengidolakan Toni Kroos, midfielder Real Madrid, ini.
Kamu tak dilarang ibu? Rana tersenyum tipis. Ada sedikit kesenduan di matanya. “Ibu saya meninggal ketika saya berusia 3 tahun,” jawab pemain kelahiran Medan, 23 April 2008 ini.
Sejauh ini, Rana sudah pernah mengenyam gelar ketika Bina Mutiara jadi juara di Liga Top Skor Jakarta tahun 2022.
Kini, tentu saja ia dan kawan-kawan ingin juga membawa Bina Mutiara mencetak prestasi maksimal di Liga Jakarta U17 Piala Gubernur 2025.
Persaingan tentu juga tak ringan karena Liga Jakarta U17 diikuti tim-tim terbaik di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
