JAKARTA, Di tengah hiruk-pikuk Jakarta Selatan, tepatnya di kawasan Tebet Raya, berdiri sebuah sekolah sepak bola yang namanya kian dikenal di kalangan pembinaan usia dini: SSB Bina Mutiara, atau yang juga akrab dikenal sebagai Diklat RMD (Remaja Masa Depan). Sejak didirikan pada tahun 2010, SSB ini telah menjadi kawah candradimuka bagi para calon bintang lapangan hijau Indonesia.
Bukan sekadar sekolah sepak bola biasa, Bina Mutiara menawarkan sistem pelatihan dan pembinaan pemain yang menyeluruh. Mereka tidak hanya mencetak pemain tangguh, tetapi juga membentuk karakter kuat, kedisiplinan, serta keseimbangan antara akademik dan olahraga. Hal ini menjadikan Bina Mutiara sebagai salah satu SSB paling serius dan terstruktur dalam membina generasi emas sepak bola nasional.
SSB Bina Mutiara memiliki keunggulan besar dalam hal fasilitas. Mereka mengelola dan memiliki dua lapangan latihan berkualitas yang berdiri di atas lahan seluas tiga hektar—suatu kemewahan yang bahkan jarang dimiliki oleh klub profesional di Indonesia. Dengan kompleks latihan mandiri ini, para siswa bisa berlatih dengan konsistensi dan ritme yang stabil, tanpa harus berpindah-pindah lokasi seperti kebanyakan SSB lain.
Sebanyak 60 siswa dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Medan, Sukabumi, hingga Jawa Tengah, tinggal bersama dalam satu mess yang dikelola secara disiplin. Rentang usia mereka antara 13 hingga 17 tahun (kelahiran 2008–2012). Uniknya, tidak ada tes masuk yang rumit—yang dibutuhkan hanya semangat dan tekad belajar tinggi. Semboyannya sederhana: “Siapa cepat, dia dapat!”
Pelatih kepala Aef Berlian menegaskan bahwa di Bina Mutiara, pendidikan tidak bisa dilepaskan dari sepak bola. “Kami tidak ingin mencetak atlet yang lupa baca tulis,” ujarnya. Maka dari itu, para siswa tetap mengikuti pendidikan formal setiap hari, ditambah dengan kelas-kelas pengembangan karakter dan kajian agama yang difasilitasi oleh ustadz pendamping.
Hari Rabu, Sabtu atau Minggu menjadi hari yang ditunggu-tunggu, karena mereka akan bertanding dalam Liga Jakarta U-17 Piala Gubernur 2025—ajang resmi yang menjadi medan tempur untuk mengukur hasil latihan. Di ajang ini mereka akan menumpahkan segala proses selama latihan intensi yang secara terjadwal sudah disusun sejak beberapa hari sebelumnya. Latihan yang itu mencakup penguatan fisik, teknik individu, hingga pemahaman taktik. Ini yang pada akhirnya membuat latihan mereka jadi terarah, fokus dan evaluasi yang dilakukan menjadi terarah. “Dua jempol untuk penyelenggara Liga Jakarta,” puji Aef.
SSB Bina Mutiara telah menorehkan berbagai prestasi di turnamen-turnamen junior tingkat regional dan nasional. Beberapa alumni mereka bahkan telah direkrut oleh klub-klub besar Tanah Air, membuktikan bahwa sistem pembinaan yang mereka jalankan mampu melahirkan pemain siap bersaing di level profesional.
Namun lebih dari itu, mereka tidak sekadar mengejar trofi. Visi besarnya adalah membentuk pemain sepak bola Indonesia yang cerdas, tangguh, dan berkarakter kuat. Dengan filosofi pembinaan jangka panjang dan basis pembinaan dari usia dini, mereka ingin mencetak generasi yang tak hanya piawai di lapangan, tetapi juga siap menjadi duta-duta sepak bola Indonesia yang bermartabat.
Di markas SSB yang terletak di Jl. Tebet Raya No. 69, Jakarta Selatan ini, kita akan selalu dengarkan derap sepatu bola di atas rumput hijau. Aktifitas rutin yang sudah terdengar bahkan sebelum matahari terbit, adalah simbol dari semangat dan kedisiplinan para siswa yang tak kenal lelah. Wajar jika keunggulan dan dedikasi dari SSB ini tak hanya tentang sepakbola, tetapi juga rumah harapan bagi lahirnya bintang-bintang sepak bola masa depan Indonesia.